15 Desember 2016

Label :

Kritis, Dua Pendaki Ciremai Dievakuasi

Bagikan

CIREBON – Juarni (22), mahasiswa pecinta alam (Mapala) Pataga Untag 45 Samarinda, Kalimantan, tergeletak lemas di RSUD Gunung Jati, Sabtu (13/8). Selain Juarni, pendaki lainnya yakni Peni dari Himapa Bandung, jatuh pingsan. Keduanya dievakuasi dari kawasan puncak pendakian, karena kritis terkena Hipotermia.  
  
Keduanya bersama lima teman lainnya berencana mendaki puncak Gunung Ciremai menjelang 17 Agustus. Hanya, karena kondisi kesehatan dua pendaki tersebut, pendakian ke puncak Gunung Ciremai diurungkan. Beruntung, kedua korban berhasil diselamatkan tim evakuasi dari Mapala Wilayah Cirebon bersama Pengelola Pendakian Gunung Ciremai (PPGC). Meskipun proses evakuasi kedua korban harus dipandu dari mulai kawasan Palutungan. 

Menurut Arif, anggota Mapala Gunati Unswagati Cirebon, tim pendakian Gunung Ciremai berjumlah 7 orang, 2 anggota Mahapeka IAIN SNJ Cirebon, 1 anggota Pataga Cirebon, 2 anggota Pataga Samarinda, 1 anggota Mahameru, dan 1 anggota Himapa Bandung.     
Sebelum mencapai puncak, tim pendaki mengabarkan kepada Mapala yang berada di Cirebon dan Kuningan, Jumat malam (12/8), sekitar pukul 21.00. ”Saat itu juga kami langsung meluncur ke lokasi sekitar pukul 02.00 dini hari,” kata pria yang juga menjadi salah satu tim evakuasi korban, kepada Radar Cirebon (JPNN Group). 

Arif menuturkan, proses evakuasi dilakukan dengan sistem estapet. “Untuk menghemat tenaga tim evakuator. Karena harus melewati empat pos dari lokasi kejadian, dalam proses evakuasi,” ujarnya. 
Hari Sabtu (13/8) sekitar pukul 11.30, kata Arif, korban baru bisa dievakuasi di Palutungan dan kemudian dilarikan ke RSUD gunung Jati Cirebon. 

Terkait dengan jatuhnya korban, Otang, anggota Mapala Gunati berharap, kepada Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), untuk lebih meningkatkan safety procedure untuk semua pendaki. “TNGC juga mestinya membuat TIM SAR pendakian. Karena selama ini belum ada penanganan sistematis dari TNGC ketika ada korban,” katanya. 

Juarni, saat ditemui Radar di ruang perawatan, Kembang Sepatu, kamar 3 RSUD Gunung Jati mengaku masih merasakan mual-mual. Saat kejadian, dirinya mengalami penurunan daya tubuh. “Sebenarnya, dari bawah tidak ada masalah, tapi saat mendekati puncak suhu udara semakin dingin, saya tidak kuat,” ucapnya. (hsn)

Minggu, 14 Agustus 2011 , 01:12:00

0 komentar:

Posting Komentar