Rakyat Merdeka. Jenazah pendaki, Nurdianto (16), siswa kelas 1 SMK 1 Jatibarang Indramayu, Sabtu (30/6) pagi, berhasil dievakuasi. Jenazah sampai di Bumi Perkemahan Palutungan pada pukul 09.30 WIB dibawa oleh tim evakuasi gabungan sejumlah elemen.
Sedangkan enam pendaki penolong asal Jatibarang yang dikabarkan perlu diselamatkan, sudah bisa turun Jumat (29/6) malam sekitar pukul 20.00 WIB dalam keadaan selamat. Mereka meninggalkan jenazah di Blok Pasanggrahan karena sudah tidak kuat lagi mengevakuasi korban.
Sejak Jumat (29/6) sore, tim evakuasi gabungan berbagai elemen mulai naik. Mereka berjumlah sekitar 50 personel yang merupakan gabungan AKAR Kuningan, Mahapeka Cirebon, Samagaha, PPGC (Pengelola Pendakian Gunung Ciremai) Palutungan, PPGC Linggarjati, aparat kepolisian serta masyarakat Palutungan Desa Cisantana Cigugur.
"Tim evakuasi dibagi dalam beberapa pos. Tujuannya agar pengevakuasian mayat korban bisa berjalan dengan cepat," ujar pengurus AKAR, Avo Juhartono, Amalo, Deden dan Brigip (dari Mahapeka) saat dimintai konfirmasi usai evakuasi.
Jenazah sampai di Palutungan persis pukul 09.30 WIB. Tampak keluarga korban terisak kala melihat mayat Nurdianto digotong tim evakuasi. Tidak menunggu lama di sana, jenazah kemudian dibawa ambulans ke BRSUD 45 Kuningan untuk diotopsi.
Kasat Reskrim Polres Kuningan, AKP Salateili Hia usai menerima laporan hasil pemeriksaan dr Rubianto (dokter dari kepolisian) dan dr Decky (dokter dari BRSUD 45) menyebutkan, penyebab tewasnya korban dikarenakan kedinginan. Bahkan, diperoleh juga keterangan bahwa Nurdianto yang memiliki postur tinggi kurus itu mempunyai gejala penyakit paru-paru.
"Mungkin karena ada gejala penyakit paru-paru dan ia pendaki pemula, maka tak kuat menahan rasa dingin saat dihantam badai. Perlu saya tegaskan, pada tubuhnya tidak ada tanda-tanda bekas penganiayaan," ujarnya didampingi Kapolsek Cigugur, AKP I Wayan Sarjana di BRSUD 45. jpnn
0 komentar:
Posting Komentar